Pusat Kajian LKFT bersama Direktorat Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menggelar pertemuan pada tanggal 29 Oktober 2025 di Gedung Engineering Research and Innovation Center (ERIC). Agenda utama kegiatan ini adalah evaluasi pelaksanaan joint study serta pembahasan rencana perpanjangan nota kesepahaman yang akan berakhir pada akhir tahun 2025.
Sejak penandatanganan MoU pada Desember 2020, Pusat Kajian LKFT UGM telah terlibat dalam lebih dari 45 studi bersama di wilayah Indonesia bagian barat dan timur, dengan dua studi saat ini masih berjalan. Riset ini mendukung Ditjen Migas dalam proses penawaran langsung wilayah kerja migas konvensional maupun nonkonvensional.
Tanda tangan resmi dari Ir. Jarot Setyowiyoto, M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN.Eng., sebagai perwakilan Pusat Kajian LKFT UGM, menegaskan komitmen formal institusi dalam melanjutkan kerja sama. Penandatanganan ini memastikan setiap tindak lanjut studi bersama dapat dijalankan secara resmi, akuntabel, dan diakui secara institusional.
Pusat Kajian LKFT UGM juga memaparkan sumber daya yang mendukung studi bersama, termasuk 20 personel ahli, 9 perangkat lunak analisis geologi dan geofisika, laboratorium terpadu, perpustakaan, workstation, fasilitas preparasi sampel, peralatan lapangan, dan ruang diskusi. Kolaborasi ini memperkuat kapasitas institusi, meningkatkan kompetensi SDM dan reputasi akademik UGM, serta mendorong publikasi ilmiah danĀ

Rencana perpanjangan nota kesepahaman ini diharapkan dapat memperluas cakupan kerja sama pada bidang penelitian, pengembangan teknologi, dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia di sektor energi. Komitmen berkelanjutan antara Pusat Kajian LKFT UGM dan Ditjen Migas menjadi langkah strategis dalam membangun sistem riset migas nasional yang kredibel, efisien, dan berorientasi pada keberlanjutan. (Jurnalis LKFT UGM: Anggita Noviana R.)