Fakultas Teknik UGM menjalin kerja sama strategis dengan BRIN REY dalam proyek hilirisasi logam tanah jarang (LTJ) berbasis timah. Rapat agenda kolaboratif ini berlangsung pada Rabu, 8 Oktober 2025 di Gedung Pancabrata Prof Herman Johannes Engineering Research and Innovation Center (ERIC) Fakultas Teknik yang dihadiri oleh para peneliti, akademisi, dan perwakilan dari Badan Riset Nasional (BRIN). Melalui kerja sama ini, tim riset juga akan memanfaatkan fasilitas dan peralatan penelitian ERIC seperti EPMA, XRD, ICP-MS, CHNS Analyzer, dan STA/TGA untuk mendukung pengembangan teknologi pengolahan logam tanah jarang dari hulu hingga hilir.

Kolaborasi ini diarahkan untuk memperkuat kapasitas Indonesia dalam menguasai teknologi pengolahan logam tanah jarang (LTJ). Selama ini, pengembangan teknologi tersebut masih banyak dikuasai oleh negara lain seperti Tiongkok, padahal Indonesia memiliki potensi cadangan LTJ yang sangat melimpah dan strategis bagi masa depan industri berteknologi tinggi. LTJ menjadi komponen vital dalam pengembangan supermagnet, baterai kendaraan listrik, dan perangkat elektronik berteknologi tinggi lainnya. Adanya potensi yang besar tersebut, Indonesia perlu memiliki peta jalan yang jelas untuk hilirisasi mineral kritis ini.
Proyek ini berada di bawah koordinasi Badan Industri Mineral (BIM) yang saat ini dipimpin oleh Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D. Dalam proses kerja samanya, Pusat Kajian LKFT turut serta berperan dalam memfasilitasi pengembangan penelitian, termasuk kajian teknis dan rancangan awal produksi. Selain itu, kerja sama ini juga melibatkan sejumlah perguruan tinggi lain seperti Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Trisakti, dan Universitas Gunadarma.
Perwakilan dari Pusat Kajian LKFT yang turut berperan dalam proyek ini meliputi:
- Dr.Eng. Ir. Agung Setianto, S.T., M.Si., IPM.
- Prof. Himawan Tri Bayu Murti Petrus, S.T., M.E., D.Eng.
- Prof. Ir. Bertha Maya Sopha, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng.
- Ir. Agus Prasetya, M.Eng.Sc., Ph.D.

BRIN REY dipilih sebagai mitra utama karena memiliki kompetensi teknologi dalam ekstraksi dan pemrosesan LTJ dari timah yang dibutuhkan untuk magnet industri. Tahapan awal kajian ini didanai oleh Kemendikbudristek, dengan harapan tahun depan prototype teknologi sudah mulai dikembangkan. Koordinasi antara FT UGM dan BRIN REY akan dilakukan melalui forum teknis dan laporan berkala hingga pencapaian hilirisasi final pada tahun 2030.
Pada pertemuan tersebut, Prof. Himawan Tri Bayu Murti Petrus, S.T., M.E., D.Eng., selaku Ketua Kajian Hilirisasi dari Fakultas Teknik UGM, menyampaikan bahwa kerja sama lintas institusi ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk membangun kedaulatan teknologi berbasis sumber daya mandiri. Ia menekankan pentingnya keberlanjutan agar riset ini benar-benar menghasilkan hilirisasi nyata, tidak hanya berhenti sebagai kajian.
“LTJ adalah elemen masa depan. Kita memiliki sumbernya, tinggal bagaimana memastikan ekosistem riset dan industri kita bisa berjalan beriringan,” ujarnya.
(Jurnalis LKFT UGM: Anggita Noviana R.)