PT Geo Dipa Energi bersama tim peneliti dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Rapat Final Report Pekerjaan Redbeds pada 13–14 November 2025 di Gedung Engineering Research and Innovation Center (ERIC) UGM. Kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan kontrak penelitian yang berlangsung sejak Juni hingga Desember 2025, dan menjadi langkah strategis dalam menjawab persoalan teknis yang dihadapi perusahaan pada proses pengeboran di lapangan panas bumi Patuha, Bandung, Jawa Barat. Pengeboran pada kegiatan eksplorasi tersebut kerap mengalami keruntuhan dan terjepit ketika menembus lapisan berwarna merah yang kemudian dikenal sebagai redbeds. PT Geo Dipa Energi berupaya memahami karakteristik lapisan tersebut agar dapat mengantisipasi hambatan serupa di masa mendatang.

Hasil kajian menunjukkan bahwa lapisan Redbeds tersusun atas material lempung campuran (mix layer clay) dengan dominasi mineral foral mixtype, yang memberikan warna kemerahan akibat oksidasi mineral besi. Analisis laboratorium yang dilakukan di fasilitas ERIC UGM juga mengungkap perbedaan signifikan antara lapisan di permukaan dan bawah permukaan, menunjukkan kompleksitas proses pembentukannya. Temuan ini memperkaya pemahaman terhadap kondisi geologi bawah permukaan yang selama ini belum pernah dikaji secara mendalam di Indonesia.
Ketua tim, Dr. Ir. Agung Harijoko, S.T., M.Eng., IPM., menjelaskan bahwa penelitian ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga pada pengembangan kapasitas sumber daya manusia. “Dalam riset ini, fresh graduate geologi berperan sebagai asisten penelitian untuk membekali mereka dengan keterampilan praktis dan memperkuat portofolio profesional,” ungkapnya. Keterlibatan mereka memberikan pengalaman langsung dalam karakterisasi material dan interpretasi geoteknik di sektor energi panas bumi.
Rekomendasi utama dari laporan ini adalah agar PT Geo Dipa Energi memperhatikan pemilihan material lumpur pemboran, sebab beberapa sampel mengandung mineral smectite dalam jumlah tinggi yang berpotensi menyebabkan pipa bor terjepit. Pemahaman terhadap karakteristik fisik dan kimia lapisan ini menjadi dasar penting bagi optimalisasi strategi pengeboran serta mitigasi risiko operasional di lapangan. Rapat ini menegaskan pentingnya kolaborasi antara akademisi dan industri dalam memperkuat riset terapan guna mendukung keberlanjutan eksplorasi panas bumi nasional. (Jurnalis LKFT UGM: Anggita Noviana R.)