PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) bersama Pusat Kajian LKFT UGM kembali menggelar rangkaian diskusi teknis selama tiga hari, Senin 8 September hingga Rabu 10 September 2025, di Gedung ERIC, Fakultas Teknik UGM. Agenda ini merupakan kelanjutan dari kerja sama yang telah berlangsung sejak 2020, dengan fokus utama memperkuat digitalisasi proses bisnis pabrik pupuk sebagai bagian dari implementasi revolusi industri 4.0.
Pertemuan kali ini dihadiri oleh tim Departemen Teknik Kimia serta Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (DTETI) UGM yang melibatkan alumni muda hingga mahasiswa asisten peneliti sebagai perwakilan dari LKFT UGM. Pihak PKT menghadirkan perwakilan dari divisi Information Technology (IT) serta Proses dan Pengelolaan Energi (PPE). Dr. Muhammad Mufti Azis dari Departemen Teknik Kimia UGM, menegaskan bahwa industri pupuk memiliki peran strategis dalam ketahanan pangan nasional sehingga transformasi digital menjadi kebutuhan yang mendesak pada era saat ini.
Sejak akhir 2024, PKT dan LKFT telah menginisiasi pengembangan platform i-Perfect, sebuah website yang dirancang khusus untuk monitoring proses industri. Sistem ini pada tahap awal berfokus pada pemantauan kinerja alat pabrik guna mendeteksi kondisi mesin secara real-time. Target pengembangan berikutnya adalah mengolah data hasil monitoring tersebut agar mampu menghasilkan prediksi yang mendukung pengambilan keputusan lebih cepat dan tepat.

Pada Konsinyering 2025 ini, pengembangan dilanjutkan dengan pembuatan mockup UI/UX website pelaporan data bulanan. Website tersebut berfungsi sebagai wadah bagi sistem digitalisasi proses bisnis, yang menyederhanakan alur kerja dari format yang kompleks menjadi lebih sederhana, interaktif, dan real-time. Perancangan dilakukan secara kolaboratif antara PKT dan LKFT sehingga sesuai dengan kebutuhan kedua belah pihak.
Ibu Faizah Alkaff, perwakilan dari Divisi IT PKT menegaskan bahwa kontribusi LKFT sangat membantu dalam menyediakan “rumah” atau platform yang lebih ramah pengguna. “Dengan dukungan LKFT, sistem yang kompleks dalam monitoring proses industri pupuk dapat diterjemahkan menjadi platform yang lebih mudah dipahami oleh user di lapangan. Hal ini juga mendukung upaya efisiensi energi sekaligus menciptakan ekosistem kerja yang lebih produktif dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Forum ini menjadi checkpoint penting yang menandai tercapainya 50% dari target implementasi digitalisasi PKT. Penyelesaian penuh ditargetkan akan rampung pada akhir 2025, sehingga industri pupuk terbesar di Indonesia ini memiliki sistem pelaporan dan monitoring yang sepenuhnya terintegrasi.
Dr. Mufti Azis juga menambahkan bahwa inovasi ini merupakan bagian dari upaya membangun industri berbasis teknologi yang dapat menjadi model pengembangan transformasi digital di sektor strategis lainnya. “Universitas dan industri harus tumbuh bersama. Kami berharap LKFT terus dipercaya menjadi mitra strategis PKT karena kemitraan jangka panjang inilah yang menjadi kunci pencapaian target pembangunan berkelanjutan” ujarnya menutup sesi hari ketiga. (Jurnalis LKFT UGM: Anggita Noviana R.)