• Tentang LKFT
    • Visi & Misi
    • Bidang Keahlian
    • Dosen Ahli
  • Pengalaman Kami
    • Tahun 2011
    • Tahun 2012
    • Tahun 2013
    • Tahun 2014
    • Tahun 2015
    • Tahun 2016
    • Tahun 2017
    • Tahun 2018
    • Tahun 2019
    • Tahun 2020
    • Tahun 2021
    • Tahun 2022
    • Tahun 2023
    • Tahun 2024
  • Kolaborasi Mitra
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
PUSAT KAJIAN LKFT
  • Tentang LKFT
    • Visi & Misi
    • Bidang Keahlian
    • Dosen Ahli
  • Pengalaman Kami
    • Tahun 2011
    • Tahun 2012
    • Tahun 2013
    • Tahun 2014
    • Tahun 2015
    • Tahun 2016
    • Tahun 2017
    • Tahun 2018
    • Tahun 2019
    • Tahun 2020
    • Tahun 2021
    • Tahun 2022
    • Tahun 2023
    • Tahun 2024
  • Kolaborasi Mitra
  • Beranda
  • Kerjasama
  • Erosi di Jalur Sungai Oyo, Imogiri Kian Mengkhawatirkan: LKFT UGM dan Pemkab Bantul Susun Langkah Penanganan Terpadu

Erosi di Jalur Sungai Oyo, Imogiri Kian Mengkhawatirkan: LKFT UGM dan Pemkab Bantul Susun Langkah Penanganan Terpadu

  • Kerjasama, Penelitian, SDGs 11, SDGs 15, SDGs 17, SDGs 9
  • 25 November 2025, 15.21
  • Oleh: anggitanovianarizki
  • 0

Pusat Kajian LKFT UGM menggelar pertemuan koordinasi dengan BPBD Bantul, DPUPKP Bantul, BBWS Serayu Opak, serta BPBD DIY untuk membahas kondisi longsor, amblesan jalan, dan retakan tanah yang semakin memburuk di kawasan Srikeminut, Desa Sriharjo, Kapanewon Imogiri. Pertemuan digelar pada 25 November 2025 di Gedung ERIC FT UGM sebagai langkah awal memperkuat koordinasi teknis lintas lembaga.

Pertemuan turut dihadiri perwakilan dari berbagai instansi, di antaranya Kepala Pelaksana BPBD, Kepala Bidang Perkim DPUPKP Bantul, Kepala Bidang Binamarga DPUPKP Bantul, Kepala UPTD Pengamatan Pengairan Opak–Oyo, perwakilan BBWS Serayu Opak Bintoro, serta perwakilan BPBD DIY. Sementara itu, dari pihak FT UGM dihadiri oleh Wakil Dekan Prof. Ir. Ali Awaludin, S.T., M.Eng., Ph.D., IPU, ACPE,  beserta tim perwakilan LKFT, DGTL, dan DTSL.

Diskusi menyoroti kerusakan serius pada jalur jalan di tepi Sungai Oyo yang telah ambrol meskipun sebelumnya dipasang sheet pile. Retakan selebar sekitar 5 cm terlihat di beberapa titik, sementara sebagian badan jalan runtuh ke arah sungai. Struktur sheet pile yang hanya tertanam sedalam 2 meter dinilai tidak memadai untuk menahan massa tanah setinggi 9 meter sehingga turut terdorong akibat gerusan arus dari bawah dan tekanan tanah dari atas.

Proses Diskusi dengan Pemkab Bantul
Proses Diskusi dengan Pemkab Bantul

Penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2023 menunjukkan bahwa Srikeminut berada pada endapan sungai berdaya dukung rendah dan termasuk zona Sesar Opak. Lereng di kawasan tersebut dipenuhi air, baik dari aliran Sungai Oyo maupun dari rembesan sawah di bagian atas, sehingga risiko pergerakan tanah meningkat. Survei geolistrik juga mengonfirmasi kejenuhan tanah yang tinggi, memperkuat indikasi adanya bidang gelincir aktif.

Para pakar teknik sipil dan kebencanaan menyimpulkan bahwa mempertahankan trase jalan eksisting akan menuntut biaya besar dan berisiko gagal dalam jangka panjang. Alternatif yang lebih memungkinkan adalah memindahkan trase jalan ke arah utara, mendekati tebing yang memiliki daya dukung lebih stabil. Usulan ini mempertimbangkan kompleksitas geologi serta kondisi geoteknik kawasan.

Usulan pemindahan trase merupakan solusi teknis paling memungkinkan dan kini menjadi arah pembahasan lanjutan antara pihak Pusat Kajian LKFT dan pemerintah daerah setempat. Upaya ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan dalam peningkatan infrastruktur tangguh, pengurangan risiko bencana, serta penguatan ketahanan kawasan permukiman. (Jurnalis LKFT UGM: Anggita Noviana R.)

Post Views: 17
Tags: BPBD Bantul Imogiri LKFT UGM Mitigasi Bencana Pemkab Bantul SDGs11 SDGs15 SDGs17 SDGs9 Srikeminut Sungai Oya Tanah Longsor Tanah Retak

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

  • Kolaborasi PHR dan LKFT UGM Tunjukkan Lompatan Progres dengan Rampungnya 80 Persen Dokumen Analisis Risiko Pipa Penyalur MinasNovember 27, 2025
  • Erosi di Jalur Sungai Oyo, Imogiri Kian Mengkhawatirkan: LKFT UGM dan Pemkab Bantul Susun Langkah Penanganan TerpaduNovember 25, 2025
  • Geo-AIT UGM dan Citata DKI Perkuat Finalisasi dan Evaluasi Proyek Digital 3D City JakartaNovember 20, 2025
  • LKFT UGM Dukung Program Transmigran Patriot melalui Pendampingan Finalisasi Tender MessNovember 20, 2025
  • Presentasi Akhir Kajian Redbeds dengan PT Geo Dipa Energi Mengidentifikasi Lapisan Merah Penghambat PengeboranNovember 14, 2025
  • Tim Ahli FT UGM Siapkan Kajian Risiko Bencana untuk Ketangguhan Kabupaten Belitung TimurNovember 11, 2025
  • LKFT UGM Kembangkan Tools Prediksi Kebutuhan Energi untuk Indonesia Timur Hingga 2065 sebagai Respon Hasil FGDNovember 7, 2025
  • Menuju Tata Kelola Minerba yang Transparan, LKFT UGM Kembangkan Sistem ePNBP yang Lebih Adaptif dan TerintegrasiNovember 7, 2025
  • Rapat Laporan Akhir Proyek Geotermal Way Ratai Tekankan Optimalisasi dan Pengembangan Potensi Panas BumiNovember 6, 2025
  • Teknologi Digital Twin Menjadi Kunci Pembangunan Kota Cerdas Nusantara melalui Kerja Sama FT UGM dan OIKNNovember 3, 2025
Universitas Gadjah Mada

Pusat Kajian LKFT Fakultas Teknik UGM
Gedung Pancabrata Prof. Herman Johannes (ERIC), Lantai 2, Fakultas Teknik UGM
Jl. Grafika No. 1 Kampus UGM, Yogyakarta 55281
Phone +62-274-631180
Fax +62-274-631180
Email: lkft@ugm.ac.id

Instagram: @lkft.ugm

© 2019 - PK LKFT UGM

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY