Pusat Studi LKFT bersama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menggelar diskusi progres studi Ventury Casing Pressure pada Senin, 13 Oktober 2025, di Gedung Engineering Research and Innovation Center (ERIC) UGM. Pertemuan ini menjadi forum untuk meninjau hasil sementara serta merancang langkah lanjutan dari riset yang berfokus pada peningkatan kapasitas produksi minyak melalui penerapan teknologi Ventury Meter.
Studi ini merupakan bentuk kolaborasi strategis antara dunia akademik dan industri migas dalam upaya mendorong efisiensi serta produktivitas sumur minyak nasional. Teknologi Ventury Casing Pressure dirancang untuk mengoptimalkan tekanan di dalam sumur, menstabilkan aliran fluida, dan meningkatkan performa produksi. Alat Ventury dipasang setelah komponen bell head, dengan memperhatikan jarak ideal agar kecepatan aliran dan akurasi pengukuran tekanan dapat tercapai secara optimal.
Kegiatan riset ini dilaksanakan di lapangan minyak milik Pertamina Hulu Rokan, tepatnya di area Balam dan Kota Batam. Tim riset dari pihak akademisi dipimpin oleh Ir. Joko Waluyo, M.T., Ph.D. dari Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, dengan dukungan tim riset dan teknis lainnya, seperti Ir. Ryan Anugrah Putra, S.T., M.Sc., M.Eng., serta Ir. Robertus Dhimas Dhewangga Putra, S.T., M.Eng., Ph.D. Tak hanya itu, sejumlah mahasiswa DTMI juga turut terlibat dalam kegiatan pengambilan data dan analisis di lapangan.
Proyek Ventury Casing Pressure telah berjalan sejak Juli 2025 dan ditargetkan akan rampung pada awal tahun 2026, bertepatan dengan agenda presentasi final hasil riset. Hingga saat ini, tim telah melaksanakan tiga kali uji lapangan dengan temuan awal yang menunjukkan potensi peningkatan tekanan hingga 1600 psi. Selain kegiatan uji di lapangan, tim riset juga rutin menggelar rapat daring mingguan untuk memantau progres, membahas hasil sementara, serta merumuskan langkah teknis berikutnya. Tahapan selanjutnya akan difokuskan pada simulasi lanjutan dan validasi hasil pengujian guna memastikan keandalan sistem.
FT UGM dan Pertamina Hulu Rokan berharap riset yang tengah dikembangkan dapat menghasilkan inovasi teknologi yang aplikatif dan berpotensi menjadi kekayaan intelektual nasional setelah adanya kolaborasi ini. Selain memperkuat kemandirian riset energi di Indonesia, kerja sama ini juga menjadi wujud nyata sinergi antara akademisi dan praktisi dalam mendukung ketahanan serta keberlanjutan produksi migas nasional. (Jurnalis LKFT UGM: AnggitaNoviana R.)