Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM) menjalin kerja sama dengan Perusahaan Umum Daerah (PERUMDA) Air Minum Tirta Pase Kabupaten Aceh Utara melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang dilaksanakan pada Senin, 8 September 2025, bertempat di Gedung ERIC, Fakultas Teknik UGM. Acara ini mempertemukan pimpinan kedua institusi untuk meresmikan komitmen bersama dalam penyusunan dokumen strategis perusahaan.
Kerja sama tersebut berfokus pada penyusunan Rencana Bisnis (Renbis) PERUMDA Air Minum Tirta Pase Periode 2026–2030. Dokumen ini akan menjadi pedoman utama dalam mengarahkan pengembangan perusahaan, memperkuat tata kelola, serta meningkatkan kualitas layanan air bersih dan sanitasi layak bagi masyarakat Aceh Utara. Keterlibatan FT UGM melalui Tim Penyusun menegaskan peran akademisi dalam memberikan dukungan ilmiah dan metodologis bagi pengembangan perusahaan daerah.
MoU ini berlaku selama empat bulan, yaitu mulai September hingga Desember 2025. Tahapan kegiatan disusun secara sistematis, dimulai dari persiapan, survei lapangan, penyusunan laporan pendahuluan, laporan antara, hingga laporan akhir yang direncanakan selesai pada Desember 2025. Setiap tahap diarahkan untuk menghasilkan keluaran yang terukur dan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan strategis dalam inovasi dan pengembangan infrastruktur pelayanan publik.
Setelah penandatanganan MoU, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi teknis antara kedua pihak. Agenda diskusi meliputi pembahasan draft Perjanjian Kerja Sama (PKS) sebagai tindak lanjut dari MoU, koordinasi awal terkait penugasan tim dan kebutuhan data pendukung, serta penyamaan persepsi mengenai metodologi dan hasil akhir penyusunan dokumen. Proses ini menjadi langkah awal penting dalam memastikan keselarasan visi menuju kota dan permukiman yang berkelanjutan.
Melalui kerja sama ini, PERUMDA Air Minum Tirta Pase diharapkan memperoleh dokumen rencana bisnis yang lebih komprehensif dan aplikatif, sementara FT UGM mempertegas kontribusinya dalam mendukung pembangunan daerah melalui riset, kajian, dan pendampingan akademik. Sinergi yang terbangun mencerminkan pentingnya kemitraan lintas sektor dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
