Pusat Kajian LKFT UGM menggelar pertemuan koordinasi dengan BPBD Bantul, DPUPKP Bantul, BBWS Serayu Opak, serta BPBD DIY untuk membahas kondisi longsor, amblesan jalan, dan retakan tanah yang semakin memburuk di kawasan Srikeminut, Desa Sriharjo, Kapanewon Imogiri. Pertemuan digelar pada 25 November 2025 di Gedung ERIC FT UGM sebagai langkah awal memperkuat koordinasi teknis lintas lembaga.
Pertemuan turut dihadiri perwakilan dari berbagai instansi, di antaranya Kepala Pelaksana BPBD, Kepala Bidang Perkim DPUPKP Bantul, Kepala Bidang Binamarga DPUPKP Bantul, Kepala UPTD Pengamatan Pengairan Opak–Oyo, perwakilan BBWS Serayu Opak Bintoro, serta perwakilan BPBD DIY. Sementara itu, dari pihak FT UGM dihadiri oleh Wakil Dekan Prof. Ir. Ali Awaludin, S.T., M.Eng., Ph.D., IPU, ACPE, beserta tim perwakilan LKFT, DGTL, dan DTSL.
Diskusi menyoroti kerusakan serius pada jalur jalan di tepi Sungai Oyo yang telah ambrol meskipun sebelumnya dipasang sheet pile. Retakan selebar sekitar 5 cm terlihat di beberapa titik, sementara sebagian badan jalan runtuh ke arah sungai. Struktur sheet pile yang hanya tertanam sedalam 2 meter dinilai tidak memadai untuk menahan massa tanah setinggi 9 meter sehingga turut terdorong akibat gerusan arus dari bawah dan tekanan tanah dari atas.

Penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2023 menunjukkan bahwa Srikeminut berada pada endapan sungai berdaya dukung rendah dan termasuk zona Sesar Opak. Lereng di kawasan tersebut dipenuhi air, baik dari aliran Sungai Oyo maupun dari rembesan sawah di bagian atas, sehingga risiko pergerakan tanah meningkat. Survei geolistrik juga mengonfirmasi kejenuhan tanah yang tinggi, memperkuat indikasi adanya bidang gelincir aktif.
Para pakar teknik sipil dan kebencanaan menyimpulkan bahwa mempertahankan trase jalan eksisting akan menuntut biaya besar dan berisiko gagal dalam jangka panjang. Alternatif yang lebih memungkinkan adalah memindahkan trase jalan ke arah utara, mendekati tebing yang memiliki daya dukung lebih stabil. Usulan ini mempertimbangkan kompleksitas geologi serta kondisi geoteknik kawasan.
Usulan pemindahan trase merupakan solusi teknis paling memungkinkan dan kini menjadi arah pembahasan lanjutan antara pihak Pusat Kajian LKFT dan pemerintah daerah setempat. Upaya ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan dalam peningkatan infrastruktur tangguh, pengurangan risiko bencana, serta penguatan ketahanan kawasan permukiman. (Jurnalis LKFT UGM: Anggita Noviana R.)